Wikipedia

Search results

Translate

8 March 2016

Laporan Pendahuluan ABSES



ABSES

A. Pengertian Abses
Abses adalah suatu penimbunan nanah, biasanya terjadi akibat suatu infeksi bakteri.
Jika bakteri menyusup ke dalam jaringan yang sehat, maka akan terjadi infeksi.
Sebagian sel mati dan hancur, meninggalkan rongga yang berisi jaringan dan sel-sel yang terinfeksi.
Sel-sel darah putih yang merupakan pertahanan tubuh dalam melawan infeksi, bergerak ke dalam rongga tersebut dan setelah menelan bakteri, sel darah putih akan mati.
Sel darah putih yang mati inilah yang membentuk nanah, yang mengisi rongga tersebut.
Akibat penimbunan nanah ini, maka jaringan di sekitarnya akan terdorong.
Jaringan pada akhirnya tumbuh di sekeliling abses dan menjadi dinding pembatas abses; hal ini merupakan mekanisme tubuh untuk mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut.
Jika suatu abses pecah di dalam, maka infeksi bisa menyebar di dalam tubuh maupun dibawah permukaan kulit, tergantung kepada lokasi abses.
B. Anatomi Fisiologi





C. Etiologi
Suatu infeksi bakteri bisa menyebabkan abses melalui beberapa cara:
·       bakteri masuk ke bawah kulit akibat luka yang berasal dari tusukan jarum yang tidak steril
·       bakteri menyebar dari suatu infeksi di bagian tubuh yang lain
·       bakteri yang dalam keadaan normal hidup di dalam tubuh manusia dan tidak menimbulkan gangguan, kadang bisa menyebabkan terbentuknya abses.

Peluang terbentuknya suatu abses akan meningkat jika:
·       terdapat kotoran atau benda asing di daerah tempat terjadinya infeksi
·       daerah yang terinfeksi mendapatkan aliran darah yang kurang
·       terdapat gangguan sistem kekebalan.


Abses bisa terbentuk di seluruh bagian tubuh, termasuk paru-paru, mulut, rektum dan otot.
Abses sering ditemukan di dalam kulit atau tepat dibawah kulit, terutama jika timbul di wajah.
D.  Patofisiologi
bakteri menyusup ke dalam jaringan yang sehat

terjadi infeksi

Sebagian sel mati dan hancur

membuat rongga yang berisi jaringan dan sel-sel yang terinfeksi

sel darah putih akan mati

membentuk nanah
E .  Gejala
Gejala dari abses tergantung kepada lokasi dan pengaruhnya terhadap fungsi suatu organ atau saraf.
Gejalanya bisa berupa:
-
nyeri
- nyeri tekan
- teraba hangat
- pembengkakan
- kemerahan
- demam.

Suatu abses yang terbentuk tepat dibawah kulit biasanya tampak sebagai suatu benjolan. Jika abses akan pecah, maka daerah pusat benjolan akan lebih putih karena kulit diatasnya menipis.
Suatu abses di dalam tubuh, sebelum menimbulkan gejala seringkali terlebih dahulu tumbuh menjadi lebih besar. Abses dalam lebih mungkin menyebarkan infeksi ke seluruh tubuh
E. Pemeriksaan Diagnostik
Abses di kulit atau dibawah kulit sangat mudah dikenali, sedangkan abses dalam seringkali sulit ditemukan.
Pada penderita abses, biasanya pemeriksaan darah menunjukkan peningkatan jumlah sel darah putih.
Untuk menentukan ukuran dan lokasi abses dalam, bisa dilakukan pemeriksaan rontgen, USG, CT scan atau MRI.

F. Penatalaksanaan Medik
         - Pengobatan
Dokter bisa mengobati abses dengan menyayatnya dan mengeluarkan nanahnya. Sebelum penyayatan dilakukan, diberikan obat bius lokal (misalnya lidokain).
Setalah semua nanah dibuang, luka dicuci dengan larutan garam. Kadang kantong abses yang sudah dikeringkan ditutup dengan kasa dan dibuka 24-48 jam kemudian.

Bila abses sudah kering sempurna, biasanya tidak diperlukan antibiotik.
Antibiotik diberikan bila infeksi sudah menyebar atau abses ditemukan di bagian tengah atau bagian atas wajah karena bisa menyebar ke otak.
Antibiotik yang bisa membunuh stafilokokus dan streptokokus adalah nafsilin,
dikloksasilin dan oksasilin.
Kompres hangat bisa membantu mempercepat penyembuhan serta mengurangi peradangan dan pembengkakan.
- Pencegahan
Usahakan agar kulit di sekeliling luka kecil tetap bersih dan kering.
Obati infeksi ringan secara tuntas.
Waspada akan tanda-tanda terjadinya infeksi (demam, nyeri, kemerahan, pembengkakan).

G. Pengkajian Keperawatan
·   Aktivitas/Istirahat
Gejala : Lemah,letih,sulit berjalan/bergerak,kram otot,tonus otot menurun,gg.tidur/istirahat.
Tanda :Tatikardia dan takipnea pada keadaan istirahat/aktivitas letargi,disorientasi,koma,penurunan kekuatan otot.
·   Sirkulasi
Gejala :Adanya riwayat hipertensi,IM akut,klaudikasi,kebas dan kesemutan pada ekstremitas,ulkus pada kaki dan penyembuhan lama.
Tanda :Tatikardia,perubahan tekana postural,hipertensi,nadi yang menurun,distrimia,krekels DVJ.
·   Integritas Ego
Gejala : Stress,bergantung pada orang
Tanda :  Ansietas,peka ransang
·   Eliminasi
Gejala :Perubahan pola berkemih(poliuri),nokturia,rasa nyeri/terbakar,kesulitan berkemih atau ISK,nyeri tekan abdomen,diare.
Tanda  : Urine encer,pucat,urine berkabut,bau busuk(infeksi),abdomen keras,adanya asites,bising usus lemah dan menurun.
·   Makanan dan Cairan
Gejala : Hilang nafsu makan,mual muntah,tidak mengikuti diet,peningkatan pemasukan glukosa,penurunan BB,haus.
Tanda : Penggunaan diuretik (Tiazid),kulit kering/bersisik,turgor jelek,distensi abdomen,muntah,pembesaaran tiroid,bau halitosis/manis,bau buah (napas aston)
·   Neurosensori
Gejala : Pusing/pening,sakit kepala,kesemutan,kelemahan pada otot,parestesia,gg.penglihatan.
Tanda : Disorientasi,mengantuk,letargi,stupor/koma,gg.memori kacau mental,refleks tendon dalam,aktivitas kejang.
·   Respiratori
Gejala : Merasa kekurangan oksigen,batuk dengan/tanpa sputum purulen.
Tanda : Lapar udara,batuk,frekuensi pernapasan.
·   Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Asbdomen yang tegang/nyeri (sedang/berat)
Tanda : Wajah meringis dengan palpitasi,tampak sangat berhati-hati.
·   Keamanan
Gejala : Kulit kering,gatal,ulkus kulit.
Tanda:Demam,diaforesis,kulit rusak,lesi/ulserasi,menurunya kekuatan umum/rentang gerak,parestesi termasuk otot-otot pernafasan.
·   Seksualitas
Gejala  : Rabas vagina,masalah impoten pada pria,kesulitan orgasme pada wanita.
·   Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : Faktor resiko keluarga : DM,penyakit jantung,stroke,hipertensi,penyembuhan yang lambat,penggunaan obat,spt : diuretik,steroid,dilantin dan fenobarbital.
 
10.Diagnosa Keperawatan
1.Kekurangan volume cairan b/d Diuresis osmotik,kehilangan gastrik berlebihan (diare atau muntah),masukan dibatasi (mual,kacau mental).
2.Perubahan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan b/d penurunan masukan oral : anoreksia, mual,lambung penuh, nyeri abdomen,perubahan kesadaran.
3.Infeksi,Resiko tinggi terhadap (sepsis) b/d kadar glukosa tinggi,penurunan fungsi leukosit,perubahan pada sirkulasi,ISK.
4.Resiko Tinggi terhadap perubahan sensori perseptual b/d perubahan kimia endogen
5.Kelelahan b/d penurunan produksi energi metabolik,perubahan kimia darah,peningkatan kebutuhan energi.
6.Ketidakberdayaan b/d ketergantungan pada orang lain
7.Kurang pengetahuan b/d kurangnya infomasi


DAFTAR PUSTAKA
·         Doengoes,Marilynn, E.Ashan Keperawatan.Buku Kedokteran.1999.
·         Engram,Barbara.  RencanaAsuhan Keperawatan.KMB.2002
·          www.solusi sehat.com

No comments:

Post a Comment

LAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR FEMUR

LANDASAN TEORI A.     MEDIS 1.       Pengertian Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan lu...