LAPORAN OBSERVASI FARINGITIS
A.Pengertian
Faringitis (dalam bahasa Latin pharyngitis), adalah suatu
penyakit peradangan yang menyerang tenggorokan atau faring. Kadang juga disebut
sebagai radang tenggorok.
Radang
ini bisa disebabkan oleh virus atau kuman, disebabkan daya tahan yang lemah.
Pengobatan dengan antibiotika hanya efektif apabila karena terkena kuman.
Kadangkala makan makanan yang sehat dengan buah-buahan yang banyak, disertai
dengan vitamin bisa menolong.
Gejala
radang tenggorokan seringkali merupakan pratanda penyakit fllu atau pilek.
faringitis
ada yang akut dan kronis,
- Faringitis akut, radang tenggorok yang masih baru, dengan gejala nyeri tenggorok dan kadang disertai demam dan batuk.
- Faringitis kronis, radang tenggorok yang sudah berlangsung dalam waktu yang lama, biasanya tidak disertai nyeri menelan, cuma terasa ada sesuatu yang mengganjal di tenggorok.
·
Faringitis
(Radang Tenggorokan) DEFINISI
Faringitis adalah suatu peradangan pada tenggorokan (faring).
Faringitis adalah suatu peradangan pada tenggorokan (faring).
B.Penyebab
Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri. Kebanyakan disebabkan oleh virus, termasuk virus penyebab common cold, flu, adenovirus, mononukleosis atau HIV.
Bakteri yang menyebabkan faringitis adalah streptokokus grup A, korinebakterium, arkanobakterium, Neisseria gonorrhoeae atau Chlamydia pneumoniae.
C. Gejala
Baik pada infeksi virus maupun bakteri, gejalanya sama yaitu nyeri tenggorokan dan nyeri menelan.
Selaput lendir yang melapisi faring mengalami peradangan berat atau ringan dan tertutup oleh selaput yang berwarna keputihan atau mengeluarkan nanah.
Gejala lainnya adalah:
- demam
- pembesaran kelenjar getah bening di leher
- peningkatan jumlah sel darah putih.
Gejala tersebut bisa ditemukan pada infeksi karena virus maupun bakteri, tetapi lebih merupakan gejala khas untuk infeksi karena bakteri.
D.Jenis Laringitis
Faringitis Virus
|
Faringitis Bakteri
|
Biasanya tidak
ditemukan nanah di tenggorokan
|
Sering ditemukan
nanah di tenggorokan
|
Demam ringan atau
tanpa demam
|
Demam ringan sampai
sedang
|
Jumlah sel darah
putih normal atau agak meningkat
|
Jumlah sel darah
putih meningkat ringan sampai sedang
|
Kelenjar getah
bening normal atau sedikit membesar
|
Pembengkakan ringan
sampai sedang pada kelenjar getah bening
|
Tes apus
tenggorokan memberikan hasil negatif
|
Tes apus
tenggorokan memberikan hasil positif untuk strep throat
|
Pada biakan di
laboratorium tidak tumbuh bakteri
|
Bakteri tumbuh pada
biakan di laboratorium
|
E.Diagnosa
Diagnosis ditegakkan
berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Jika diduga suatu strep throat, bisa dilakukan pemeriksaan terhadap apus tenggorokan.
F.Pengobatan
Untuk mengurangi nyeri tenggorokan diberikan obat pereda nyeri (analgetik), obat hisap atau berkumur dengan larutan garam hangat.
Aspirin tidak boleh diberikan kepada anak-anak dan remaja yang berusia dibawah 18 tahun karena bisa menyebabkan sindroma Reye.
Jika diduga penyebabnya adalah bakteri, diberikan antibiotik.
Untuk mengatasi infeksi dan mencegah komplikasi (misalnya demam rematik), jika penyebabnya streptokokus, diberikan tablet penicillin. Jika penderita memiliki alergi terhadap penicillin bisa diganti dengan erythromycin atau antibiotik lainnya.
Jika diduga suatu strep throat, bisa dilakukan pemeriksaan terhadap apus tenggorokan.
F.Pengobatan
Untuk mengurangi nyeri tenggorokan diberikan obat pereda nyeri (analgetik), obat hisap atau berkumur dengan larutan garam hangat.
Aspirin tidak boleh diberikan kepada anak-anak dan remaja yang berusia dibawah 18 tahun karena bisa menyebabkan sindroma Reye.
Jika diduga penyebabnya adalah bakteri, diberikan antibiotik.
Untuk mengatasi infeksi dan mencegah komplikasi (misalnya demam rematik), jika penyebabnya streptokokus, diberikan tablet penicillin. Jika penderita memiliki alergi terhadap penicillin bisa diganti dengan erythromycin atau antibiotik lainnya.
Pemeriksaan Mata
Dalam pemeriksaan mata, akan dimulai dengan anamnesa kepada pasien. Dalam wawancara ini pasien akan ditanyakan mengenai keluhannya, riwayat penyakit kini, penyakit dahulu, dan penyakit keluarga. Dengan anamnesa dan kerja sama yang baik, maka akan sangat membantu dalam pembuatan diagnosa.
Pemeriksaan Tajam Penglihatan
Ini biasa dilakukan ketika dia datang dengan keluhan, penglihatan memburam atau perkiraan mata menjadi minus atau plus. Biasanya Anda akan diminta duduk dalam sebuah kursi dan di hadapan Anda diberikan papan tulisan huruf (papan Snellen) atau angka sekitar 5 atau 6 meter di depan.
Anda akan diminta untuk membaca tulisan dari atas (terbesar) hingga tulisan terbawah yang bisa Anda baca. Masing-masing tulisan memiliki nilai visus atau ketajaman mata. Misalnya bila Anda bisa membaca tulisan teratas, maka ketajaman mata Anda adalah 6/60 (enam per enampuluh). Pemeriksaan dilanjutkan hingga tulisan terkecil yang dapat Anda baca. Setelah diketahui nilai visus, Anda biasanya akan diberikan kacamata periksa, dimana lensanya dapat digonta-ganti. Tujuannya adalah agar mata Anda dapat dengan baik membaca tulisan terbawah dalam papan Snellen dengan visus 6/6. Ketajaman 6/6 adalah ketajaman terbaik.
Bila visus mata sangat buruk, atau tulisan terbesar pun tak terbaca, biasanya pemeriksa akan melakukan dengan memperagakan jumlah jari pada 1 meter di hadapan Anda. Anda harus menghitung jumlah jarinya. Bila tidak terlihat, maka akan dilakukan dengan lambaian tangan. Bila bahkan lambaian tak terlihat, maka dilakukan uji dengan cahaya senter. Bila cahaya pun tak terlihat, maka mata mungkin mengalami kebutaan.
Pemeriksaan ini memang sangat subjektif (tergantung dari persepsi Anda sendiri). Namun, kini sudah ada pemeriksaan yang lebih objektif yaitu dengan pemeriksaan komputer, yang jelas sangat cepat, dibandingkan dengan menggunakan papan Snellen.
Pemeriksaan Posisi Bola dan Otot Mata
Posisi bola mata penting untuk pemeriksaan, apakah ada perubahan posisi mata, apakah terdapat kejulingan mata. Dokter akan melakukan inspeksi (pemeriksaan dengan mengamati) bola mata dan ia akan meminta Anda untuk menggerakkan bola mata, ke delapan arah mata angin. Bila ada masalah pada otot atau juling, biasanya akan terlihat pada pemeriksaan mata ini.
Pemeriksaan Kelopak Mata
Kelopak mata akan diperiksa bila terjadi trauma atau luka pada kelopak atau terjadinya mata merah. Kelopak akan diamati apakah ada luka atau kemerahan karena pembesaran pembuluh darah atau berdarah.
Pemeriksaan Bagian Mata Depan
Pemeriksaan ini untuk melihat beberapa keadaan di mata depan yaitu bagian kornea, konjungtiva, iris, pupil, sklera, dan lensa.
Pada pemeriksaan kornea, biasanya dokter ingin mengetahui apakah ada luka pada kornea. Dokter akan melakukan tes floresensi. Pasien akan diberikan obat floresen, kemudian dibilas dengan air suling, dan dilihat dengan lampu kobalt biru. Bila ada luka, maka akan terlihat cahaya berpendar. Tes ini dilakukan bila terjadi luka pada bola mata.
Namun saat ini pemeriksaan juga dibantu dengan alat
slit lamp, yang lebih mempermudah pemeriksaan bagian mata depan.
Yang sering pula adalah pemeriksaan lensa. Lensa diamati dan dilihat apakah terjadi kekeruhan, seperti yang sering terjadi pada penderita katarak.
Pemeriksaan Bagian Mata Belakang
Pemeriksaan ini untuk mengamati bagian mata belakang dan dalam seperti retina dan pembuluh darah mata. Dokter menggunakan alat yang disebut oftalmoskop. Biasanya pasien akan ditetesi obat (obat midriatikum) untuk memperbesar pupil sehingga dapat mempermudah pemeriksaan.
Yang sering pula adalah pemeriksaan lensa. Lensa diamati dan dilihat apakah terjadi kekeruhan, seperti yang sering terjadi pada penderita katarak.
Pemeriksaan Bagian Mata Belakang
Pemeriksaan ini untuk mengamati bagian mata belakang dan dalam seperti retina dan pembuluh darah mata. Dokter menggunakan alat yang disebut oftalmoskop. Biasanya pasien akan ditetesi obat (obat midriatikum) untuk memperbesar pupil sehingga dapat mempermudah pemeriksaan.
Pemeriksaan Tekanan Bola Mata
Ini dilakukan bila pasien diduga menderita glaukoma atau perubahan tekanan bola mata lainnya. Pasien diminta berbaring dan diberikan obat bius lokal pada mata. Dokter akan menggunakan alat yang disebut tonometri Schiotz. Alat ini diletakkan di atas kornea mata dan dapat didapati angka tekanan bola matanya.
Pemeriksaan Lainnya
Ada banyak pemeriksaan penunjang lainnya pada mata seperti keratoskope ( bentuk kornea), tes buta warna (Ishihara), Eksoptalmometer dari Hertel, Optalmodinamometer ( pengukur tekanan arteri di retina), x-ray : Foto orbita, Comberg tes, FFA (Flourecein Fundus angiografi), USG, CT scan, MRI, elektroretinografi, metaloloketer, Visual Evoked Potensial untuk menilai transmisi impuls dari rerina sampai korteks oksipital.
Ada banyak pemeriksaan penunjang lainnya pada mata seperti keratoskope ( bentuk kornea), tes buta warna (Ishihara), Eksoptalmometer dari Hertel, Optalmodinamometer ( pengukur tekanan arteri di retina), x-ray : Foto orbita, Comberg tes, FFA (Flourecein Fundus angiografi), USG, CT scan, MRI, elektroretinografi, metaloloketer, Visual Evoked Potensial untuk menilai transmisi impuls dari rerina sampai korteks oksipital.
ANAMNESA
Perlu dilakukan pernyataan pada pasien yang meliputi :
1. Keluhan Utama
2. Riwayat penyakit sekarang
3. Riwayat penyakit dahulu yang berhubungnan dengan penyakit sekarang
4. Riwayat pemakaian obat2an
5. Riwayat penyakit keluarga
Secara garis besar keluhan mata terbagi menjadi 3 kategori, yaitu :
1. Kelainan penglihatan
2. Kelainan penampilan mata
3. Kelaianan sensasi mata (nyeri, gatal, panas, berair, mengganjal)
Kelainan Penglihatan
a. Penurunan tajam penglihatan
b. Aberasi penglihatan
Diplopia = double, (gangguan otot gerak mata atau perbedaan refraksi kedua mata yang terlalu besar), baik monokuler atau binokuler
Kelainan Penampilan
Mata merah, perubahan lokal dari mata seperti ptosis, bola mata menonjol, pertumbuhan tidak normal.
Kelainan Sensasi
a. Sakit
b. Mata Lelah
c. Iritasi Mata
Dengan melihat kelainan mata, kita dapat menentukkan suatu penyakit, sebagai contoh :
batuk rejan anak anak Subkonjungtiva bleeding
sayup kelopaknya Ptosis
Gangguan pertumbuhan Bola mata kecil/besar
*Silinder sakit sekitar bola mata karena refraksi N. III. Rasa sakit mengkibatkan Mual dan muntah. Mengenai N X dan XI, Batang otak N V1 teransang
Penurunan tajam penglihatan. Gangguan sumbu optik
II. PEMERIKSAAN FISIK MATA
Perlu dilakukan pernyataan pada pasien yang meliputi :
1. Keluhan Utama
2. Riwayat penyakit sekarang
3. Riwayat penyakit dahulu yang berhubungnan dengan penyakit sekarang
4. Riwayat pemakaian obat2an
5. Riwayat penyakit keluarga
Secara garis besar keluhan mata terbagi menjadi 3 kategori, yaitu :
1. Kelainan penglihatan
2. Kelainan penampilan mata
3. Kelaianan sensasi mata (nyeri, gatal, panas, berair, mengganjal)
Kelainan Penglihatan
a. Penurunan tajam penglihatan
b. Aberasi penglihatan
Diplopia = double, (gangguan otot gerak mata atau perbedaan refraksi kedua mata yang terlalu besar), baik monokuler atau binokuler
Kelainan Penampilan
Mata merah, perubahan lokal dari mata seperti ptosis, bola mata menonjol, pertumbuhan tidak normal.
Kelainan Sensasi
a. Sakit
b. Mata Lelah
c. Iritasi Mata
Dengan melihat kelainan mata, kita dapat menentukkan suatu penyakit, sebagai contoh :
batuk rejan anak anak Subkonjungtiva bleeding
sayup kelopaknya Ptosis
Gangguan pertumbuhan Bola mata kecil/besar
*Silinder sakit sekitar bola mata karena refraksi N. III. Rasa sakit mengkibatkan Mual dan muntah. Mengenai N X dan XI, Batang otak N V1 teransang
Penurunan tajam penglihatan. Gangguan sumbu optik
II. PEMERIKSAAN FISIK MATA
A. Pemeriksaan Tajam Penglihatan (VISUS)
Media refraksi adalah media dalam mata yang mempengerahui atau merubah arah sinar yangmasuk ke dalam mata, yaitu kornea dan lensa.
Media optik adalah media yang dilalui oleh sinar dari luar untuk sampai ke retina, yaitu kornea, bilik mata depan, pupil, lensa, dan badan kaca.
Jarak pemeriksaan antara pasien dengan kartu Snellen pada refraksi adalah refraksi : 6 M, 5 M, dan 3 M (memakai kaca pantul )
Media refraksi termasuk media optik, akan tetapi tidak semua media,
Alat2 yang dibutuhkan untuk refraksi adalah :
a. Kartu Snellen, bisa berupa Echart, Alphabet, dan gambar binatang. Ada 3 jenis :
- Kertas
- Elektrik
- Proyektor
b. Lensa coba (Trial Lens Set)
c. Gagang coba Trial (Frame)
Untuk pemeriksaan visus bila penderita tidak bisa membaca kartu Snellen maka dilakukan dengan :
a. hitung jari
b. goyangan tangan
c. Cahaya gelap / terang
B. Pemeriksaan fisik mata
Meliputi :
B.1. Pemeriksaan Segmen Anterior
a. Palpebra (kelopak mata)
b. Konjungtiva (selaput lendir mata)
c. Kornea (selaput bening mata)
d. Bilik mata depan
e. Iris dan pupil
f. lensa mata.
B.2 Pemeriksaan segmen posterior
Menggunakan Oftalmoskop (pemeriksa menggunakan mata kanan, sedangkan yang diperiksa juga mata kanan)
Badan kaca dan retina
Cara Penilaiaan Pada Pemeriksaan Mata
A. Penilaian tajam penglihatan
Jika ditulis Visus 6/6, artinya angka 6 di atas (pembilang) menunjukkan kemampuan jarak baca penderita, sedangkan angka 6 di bawah menunjukkan kemampuan jarak baca orang normal
Visus 6/60 artinya penderita hanya dapat menghitung jari pada jarak 6 meter, sedangkan pafa orang normal bisa menghitung dalam jarak 60 meter, begitu juga penilaian visus 5/60, 4/6, 3/60, 2/60, 1/60.
Jika LP + berarti bisa membedakan gelap terang dan sebaliknya
B. Penilaian Pemeriksaan segmen Anterior
1) Penderita melihat lurus ke depan maka pinggir palpebra atasàPalpelbra akan menutupi limbus atas (pinggir kornea) selebar 1 – 2 mm.
Normanya tidak berwarna dan tranparan 2) Konjungtiva
Normanya bening 3) Kornea
Normalnya mata cukup dalam dan jernih.4) Bilik mata depan (BMD) mata
5) Normalnya pupil mata kiri dan kanan sama lebarnya dan Iris dan pupil letaknya simetris di tengah. Lebar pupil + 3 mm. Pemeriksaan ada 2 cara :
Disinari dengan sinar langsung, dan diamati mata yang disinari LANGSUNG
TIDAK Disinari mata kanan, yang dilihat mata kiri. Pada orang buta LANGSUNG tanpa kelainan syaraf, langsung -, tidak langsung +
6) Lensa mata
Normalnya jernih. Kekeruhan lensa mata disebut katarak, kelainan lensa mata bisa terjadi Luksasio atau Subluksasio lensa.
C. Penilaian segmen posterior mata
Untuk melihat segmen posterior mata bisa memakai alat yang disebut Oftalmoskop langsung (direct) atau tak langsung (indirect)
Pemeriksaan tambahan mata adalah
1) Tekanan bola mata (tonometri)
- Digital (dengan jari)
- Shiotz
- Aplanasi (dgn fluorescen)
- Non kontak tonometri
2) Pemeriksaan lensa mata dalam keadaan pupil lebar
3) Pemeriksaan fundius refleks.
Pemeriksaan Mata Khusus
1. Tekanan Bola Mata, ada 3 cara :
Tonometer Schiotz
Tonometer Aplanasi
Pemeriksaan secara digital dengan jari tangan
2. Pemeriksaan “Slit Lamp”
Dengan alat ini kita dapa t mengetahui segmen anterior dan segmen posterior mata secara detail. Mutlak harus dimiliki seorang spesialis mata
3. Pergerakkan Bola mata
Ada 6 gerakan kardinal bola mata, yaitu medial – lateral, medial atas – bawah, lateral atas – bawah . Pada mata palsu, biasanya < dari gerakan 4 mata.
4. Luas lapang pandang
Diperiksa dengan 3 cara :
- Goldman perimetri
- Layar Tangen Screen.
- Tes Konfrontasi, dengan menggunakan tangan pemeriksa dan tekhnik paling mudah.
5. Pemeriksaan Penonjolan Bola Mata
Alatnya adalah Hertel Ophtalmometri
6. Pemulasan Fluorescen
irigasi pada mata, penilaian :Hanya epitel kornea yg rusak yang bersifat menyerap fluorescen. Caranya tetes
+ warna hijau (kerusakan epitel kornea)
Indikasi tes fluorescen :
a. Adanya gejala trias (fotofobi, lakrimasi, dan blefarospasme).
b. Riwayat trauma mata
c. Mata merah
d. Ada kekeruhan kornea.
7. Oftalmoskop Tak Langsung (Indirect)
Dengan menggunaka kaca pantul dimana bagian retina akan terlihat lebih kecil dan terbalik
8. Kisi – Kisi Amsler
Menguji fungsi Makula
9. Tes Penglihatan warna
Penglihatan warna normal membutuhkan fungsi makula dan N. Optikus yang normal. Tekhnik yang paling umum dipakai adalah memakai buku “ISHIHARA”.
10. Pemeriksaan Kelengkungan Kornea
X Keratometer (manual atau computerized) adalah alat terkalibrasi yang mengukur radius kelengkungan kornea dalam dua meridian yang terpisah 90 derajat. Digunakan untuk lensa kontak atau operasi kornea dengan laser.
X Jika kornea tidak bulat sempurna, maka kedua radius tersebut akan berbeda yang disebut Astigmatisme (juga bisa dilihat dengan alat yang disebut Placido)
Menentukan kedalaman sudut bilik depan. Pemeriksaan ini rutin dilakukan pada penyakit glaukoma.à11. Goniskopi
12. Foto Fundus dan Fluorescen Fundus Angiopgrafi (FFA).
Merekam rincian fundus okuli bagi kepentingan studi dan perbandingan dikemudian kembalinya bahanàhari. Jika terjadi kebocoran pembuluh darah flurescen akan terlambat pada tes ini.
Pemeriksaan khusus lainnya :
1. Elektroretinogram (ERG)
kekeringan bola mata 2. Tes Schirmer
ablasio retina, gangguan badan kaca, bengkak bola mata 3. Ultrasonografi (USG)
4. Oftalmodinamometri
Menghasilkan perkiraan tekanan relatif dalam arteri sentralis retina. Hal ini berguna untuk evaluasi neurologik pada pasien yang mengeluh “kebutaan” (amaurosis fugak) pada satu mata.
5. CT Scan dan MRI
Pemeriksaan khusus dimana kelainan mata juga disebabkan kelainan ditempat lain.
IRIGASI TELINGA
Serumen, istilah
yang berasal dari bahasa Latin cera (lilin), merupakan produksi alamiah
telinga. Sepertiga bagian luar dari lubang telinga memang mengandung kelenjar
yang berfungsi menghasilkan serumen. Pada sebagian orang dihasilkan banyak
serumen seperti halnya sebagian orang lebih mudah berkeringat dibandingkan yang
lain. Oleh karena sengaja dibentuk, tentunya serumen tidak dimaksudkan sebagai
pengganggu, justru sebaliknya serumen merupakan suatu bentuk perlindungan
terhadap telinga.
Serumen di lubang
telinga akan menangkap debu, mikroorganisme, maupun partikel-partikel asing,
dan mencegahnya masuk ke struktur telinga yang lebih dalam. Serumen pun
memiliki efek bakterisidal (dapat membunuh bakteri). Efek tersebut diduga
berasal dari komponen asam lemak, lisozim dan immunoglobulin yang
dikandungnya. Selain itu, pH serumen yang relatif rendah merupakan suatu faktor
tambahan yang dapat mencegah terjadinya infeksi telinga.
Serumen juga
berfungsi sebagai pelumas, yang akan menjaga telinga supaya tidak kekeringan.
Dalam kondisi kekeringan, lubang telinga akan sangat mudah terluka, akibatnya telinga
akan terasa nyeri dsan rentan terhadap infeksi. Ini membuktikan bahwa serumen
tidak hanya melindungi telinga dari ancaman yang datang dari luar, namun juga
menjaga agar lingkungan di dalam telinga tetap berada dalam kondisi yang
fisiologis.
Pembersihan
serumen secara terus-menerus apalagi sampai dihilangkan seluruhnya justru akan
merugikan.
Pada prinsipnya,
telinga akan membersihkan dirinya sendiri. Biasanya serumen akan terbentuk
sedikit demi sedikit, kemudian akan keluar sendiri pada waktu mengunyah dengan
membawa serta berbagai kontaminan yang terperangkap bersamanya. Setelah sampai
di luar lubang telinga serumen akan hilang menguap oleh panas. Namun,
kondisinya mungkin berbeda pada setiap orang, bergantung pada banyaknya
produksi serumen.
Kebiasaan
mengorek-ngorek telinga lazim kita jumpai, ada yang menggunakan batang korek
api, tisu, lidi kapas khusus, atau bahkan benda-benda kecil yang terbuat dari
logam. Apa pun bahan yang digunakan, membersihkan telinga tidak dapat kita
lakukan sendiri. Membersihkan telinga harus dilakukan oleh orang yang ahli dan
terlatih. Untuk itu, kita dapat mengunjungi klinik-klinik THT di rumah sakit
terdekat atau ke praktik pribadi dokter, khususnya dokter spesialis THT.
Dokter yang sangat
ahli sekalipun tetap memerlukan bantuan alat (otoskop dan head lamp)
untuk dapat melihat ke dalam lubang telinga pasiennya. Gambaran yang jelas akan
meminimalkan risiko yang mungkin terjadi dari tindakan membersihkan telinga.
Dapat dibayangkan jika tindakan membersihkan telinga ini kita lakukan sendiri.
Kita tentunya tidak dapat melihat secara langsung telinga kita, terlebih lagi
melihat lubang telinga dan struktur di dalamnya. Tidak sedikit orang yang
mengalami kerusakan gendang telinga akibat mengorek telinganya terlalu dalam.
Hal ini sangat mungkin terjadi, karena di sebelah dalam, lubang telinga
langsung berbatasan dengan gendang telinga. Belum lagi risiko terjadinya luka
pada lubang telinga akibat alat pengorek yang digunakan.
Apa yang dialami
oleh Icha merupakan akibat dari kebiasaan mengorek telinga. Kebiasaan yang
sering dilakukan orang, tidak hanya pada anak-anak, tetapi juga orang dewasa.
Bahkan, di Amerika Serikat diperkirakan 2 sampai 6 persen penduduk mengalami
hal seperti Icha. Seperti yang telah ditegaskan tadi, serumen hanya terbentuk
di sepertiga luar dari lubang telinga, serumen tidak terbentuk di bagian yang
dekat dengan gendang telinga. Secara anatomi, terdapat pula suatu daerah
menyempit di dalam lubang telinga, terletak kira-kira 0,5 cm dari gendang
telinga, yang disebut sebagai isthmus.
Dengan mengorek
telinga, kita justru mendorong serumen ke celah sempit tersebut, tempat di mana
seharusnya serumen tidak terbentuk. Akibatnya serumen akan terjebak dan
terakumulasi hingga akhirnya menyebabkan sumbatan pada lubang telinga. Sumbatan
tersebut akan menghalangi hantaran gelombang suara ke gendang telinga, sehingga
pendengaran akan terasa berkurang. Selain berkurangnya pendengaran, gejala
akibat sumbatan serumen dapat pula berupa rasa tersumbat dan mungkin juga rasa
nyeri pada telinga. Terkadang sumbat serumen yang padat menjadi lembab,
misalnya setelah mandi, maka sumbat tersebut dapat mengembang dan menyebabkan
gangguan pendengaran sementara.
Memang ada ahli
yang berpendapat, dalam keadaan serumen yang sangat berlebihan penggunaan lidi
kapas dapat dibenarkan. Tapi itu pun hanya terbatas untuk membersihkan bagian
luar lubang telinga, bukan untuk mengoreknya. Idealnya, kita melakukan
kunjungan rutin ke klinik THT untuk membersihkan telinga. Tidak perlu terlalu
sering, tapi bukan berarti harus menunggu sampai gejalanya muncul. Memang tidak
ada batasan yang pasti berapa kali kunjungan harus dilakukan, namun beberapa
praktisi berpendapat 2-3 kali kunjungan dalam setahun sudah cukup memadai. Bagi
anak-anak usia sekolah, masa liburan semester mungkin saat yang tepat untuk
membersihkan telinga.
Pada setiap
kunjungan, serumen dapat dibersihkan dengan berbagai cara. Bila serumen cair,
akan dipergunakan kapas dengan pelilit kapas khusus. Serumen yang keras
dikeluarkan dengan pengait atau kuret. Kadangkala serumen yang keras akan sulit
dikeluarkan dan menimbulkan nyeri pada pasien. Untuk mengatasi hal tersebut
dapat dilakukan irigasi telinga dengan air yang suhunya sesuai dengan suhu tubuh,
tentunya setelah terlebih dulu dipastikan tidak ada kerusakan pada gendang
telinga. Bila irigasi tidak berhasil, biasanya dokter akan memberikan obat
tetes telinga untuk melunakkan serumen tersebut. Setelah tiga hari menggunakan
tetes telinga barulah pembersihan serumen dapat dilakukan. Keseluruhan prosedur
ini tentunya merupakan pilihan terbaik, jadi sudah saatnya untuk melupakan
kebiasaan mengorek telinga agar terhindar dari berbagai macam bahaya yang
ditimbulkannya.
Sumbatan di Telinga Luar
Tahi telinga (cerumen) mungkin menghalangi saluran
telinga. Bahkan tahi telinga yang banyak sering tidak menimbulkan gejala.
Gejala bisa bervariasi dari gatal sampai kehilangan pendengaran. Seorang dokter
mungkin mengeluarkan tahi telinga dengan mengguyur secara lembut saluran
telinga dengan air hangat (irigasi). Tetapi, jika orang sudah mempunyai gendang
telnga berlubang, irigasi tidak digunakan karena air bisa memasuki telinga
bagian dalam jika lubang masih ada. Demikian pula, irigasi tidak digunakan jika
ada kotoran dari telinga, karena kototran berasal dari gendang pendengar yang
berlubang. Pada situasi ini, seorang dokter mungkin menyingkirkan tahi telinga
dengan alat tumpul, alat dengan lensa pembesar diujungnya, atau alat vakum.
Pelarut tahi telinga membantu melunakkan serumen, tetapi mereka biasanya harus diikuti dengan irigasi, karena pelarut jarang melarutkan seluruh serumen. Orang sebaiknya tidak mencoba pemindahan tahi telinga di rumah dengan cotton bud, jepit rambut, pensil, atau peralatan lain apa pun. Tindakan seperti itu biasanya hanya memasukkan lilin lebih banyak dan bisa merusakkan gendang pendengar. Sabun dan air di atas sehelai waslap menyediakan higienis telinga eksternal yang memadai.
Pelarut tahi telinga membantu melunakkan serumen, tetapi mereka biasanya harus diikuti dengan irigasi, karena pelarut jarang melarutkan seluruh serumen. Orang sebaiknya tidak mencoba pemindahan tahi telinga di rumah dengan cotton bud, jepit rambut, pensil, atau peralatan lain apa pun. Tindakan seperti itu biasanya hanya memasukkan lilin lebih banyak dan bisa merusakkan gendang pendengar. Sabun dan air di atas sehelai waslap menyediakan higienis telinga eksternal yang memadai.
Irigasi saluran telinga
|
|
Ujung jarum suntik berisi air ditempatkan tepat di dalam saluran telinga,
dan semburan air hangat dengan lembut diarahkan ke dalam saluran
menyingkirkan tahi telinga. Prosedur ini sebaiknya dilakukan oleh seorang
dokter atau seorang jururawat.
|
Penyumbatan bisa terjadi ketika orang, khususnya anak,
menaruh benda asing, seperti manik-manik, penghapus, dan kacang, ke dalam
saluran telinga. Biasanya, seorang dokter menyingkirkan benda seperti itu
dengan sebuah pengait tumpul atau alat vakum kecil. Kadang-kadang manik-manik
logam dan kaca bisa dieluarkan dengan irigasi, tetapi air membuat beberapa
benda, seperti kacang, mengembang, menyulitkan pengeluaran. Benda yang berada
jauh di dalam saluran lebih sulit untuk dihilangkan karena risiko luka pada
gendang pendengaran. Anestetik umum digunakan kalau seorang anak tidak bekerja
sama atau kalau pengeluaran benar-benar sulit.
Serangga, khususnya kecoa, juga mungkin menyumbat liang telinga. Untuk membunuh serangga, seorang dokter memenuhi liang dengan minyak mineral atau lidocaine, senyawa pemati rasa. Cara ini menghilangkan rasa sakit dengan segera dan memungkinkan dokter menyingkirkan serangga.
Serangga, khususnya kecoa, juga mungkin menyumbat liang telinga. Untuk membunuh serangga, seorang dokter memenuhi liang dengan minyak mineral atau lidocaine, senyawa pemati rasa. Cara ini menghilangkan rasa sakit dengan segera dan memungkinkan dokter menyingkirkan serangga.
No comments:
Post a Comment