Wikipedia

Search results

Translate

28 January 2016

Laporan Pendahuluan pada pasien Cedera Kepala Berat



CEDERA KEPALA BERAT

A.    Pengertian
Suatu keaadaan dimana struktur lapisan otak dari lapisan kulit kepala, tulang tengkorak, durameter, pembulu darah, serta otaknya mengalami cidera, baik yang trauma tertutup maupun trauma tembus.

Suatu trauma yang mengenai daerah kulit kepala, tulang tengkorak atau otak yang terjadi akibat injury baik secara langsung maupun tidak langsung pada kepala.
( Suriadi dan Rita Yuliadi  ,2001)

Cedera kepala yang berat dapat merobek, meremuk atau menghancurkan saraf, pembuluh darah dan jaringan di dalam atau di sekeliling otak. Bisa terjadi kerusakan pada jalur saraf, perdarahan atau pembengkakan hebat.

B.     Anatomi Fisiologi
1.      Anatomi kepala
a.       Kulit Kepala
Terdiri dari 5 lapisan yang di sebut dengan SCALP
Yaitu  : Skin atau kulit, Connective tissue atau jaringan penyambung, apa nerosis atau galeaapo neurotika, loose connective tissue atau jaringan penunjang longgar dan pericranium.
b.      Meningen
Selaput meningen menutupi seluruh permukaan otak dan terdiri dari 3 lapisan otak yaitu :
1)      Durameter
Terdiri dari 2 lapisan, lapisanluar yang melapisi tengkorak dan lapisan dalam yang bersatu dengan lapisan luar.
2)      Arakhnoid
Merupakan selaput halus yang memisahkan pia meter dari dura meter.

3)      Pia Meter
Yang menyelipkan dirinya ke dalm celah yang ada pada otak dan sum-sum tulang belakang, dan sebagai akibat dari kontak yang sangat erat tadi dengan demikian menyediakan darah untuk struktur – struktur ini.
c.       Otak
Terdiri dari beberapa bagian yaitu : Proensefalon (otak depan) terdiri dari serebrum dan diensefalon.
Mensensefalon (otak tengah) dan rhomben sefalon (otak belakang) terdiri dari : Pons, medula oblongata dan serebellum.
d.      CairanSerebrospinalis
Dihasilkan oleh plexus khoroideus dengan kecepatan produksi sebanyak 20 ml/jam. Cairan ini mengalir dari ventrikel lateral melalui foramen monro menuju ventrikel III.Cairan ini akan di reabsorbsi ke dalam sirkulasi vena melalui granulasi oarakhnoid yang terdapat pada sinus sagitalis superior.

2.      Fisiologi
Tekanan intra cranial (TIK) di pengaruhi oleh volume darah intra cranial, cairan serebro spinal dan parenkim otak. Dalam keadaan normal TIK orang dewasa dalam posisi telentang sama dengan tekanan CSS yang di peroleh lumbal pungsi yaitu 4 – 10
mmHg. Kenaikan TIK dapat menurunkan perfusi otak dapat menyebabkan atau memperberat iskemia.

C.    Etiologi
Ada seorang ilmuwan mendiskripsikan bahwa penyebab cedera kepala adalah karena adanya trauma ruda paksa yang di bedakan menjadi 2 faktor yaitu :
1.      Trauma Primer.
Terjadi karena benturan langsung atau tidak langsung (ekselerasi dan Deselerasi)
2.      Trauma Sekunder.
Terjadi akibat dari trauma saraf yang meluas, hipertensi intra cranial, hipoksia, hiperkapnea atau hipotensi sistemik. Ada juga beberapa factor yang menyebabkan cedera kepala berat yaitu :
a.       Kecelakaan atau jatuh kendaraan bermotor atau sepeda, dan mobil.
b.      Kecelakaan pada saat olahraga, anak dengan ketergantungan.
c.       Cedera akibat kekerasan.
(Hudak dan Galo, 1996 )
D.    Patofisiologi
Cedera kepala berat akan menyebabkan tengkorak dan isinya bergetar, kerusakan terjadi tergantung pada besarnya geteran makin besar getaran makin besar kerusakan yang timbul, getaran dari benturan akan di teruskan menuju Galia apon eurotika sehingga banyak energy yang di serap oleh perlindungan otak, halite menyebabkan pembuluh darah robek sehingga akan menyebabkan hematoma epidural, subdural maupun intra cranial, perdarahan tersebut akan mempengaruhi sirkulasi darah ke otak menurun sehingga suplay oksigen berkurang dan terjadi hipoksia jaringan akan menyebabkan odema serebral.

Akibat dari hematoma di atas akan menyebabkan distorsi pada otak, karena isi otak terdorong ke arah yang berlawanan yang berakibat pada kenaikan tekanan intra cranial (TIK) merangsang kelenjar pituitary dan steroid adrenal sehingga sekresi asam lambung meningkat akibat timbul rasa mual dan muntah, dan anoreksia sehingga masukan nutrisi kurang.

E.     TandadanGejala
1.      Pola pernafasan dapat segera progresif menjadi abnormal.
2.      Nyeri kepala akan segera muncul.
3.      Muntah – muntah akibat penekanan intra cranial.
4.      Hilangnya kesadaran
5.      Terdapat Hematoma.
6.      Sukar untuk di bangunkan.
7.      Pucat.
F.     Komplikasi
1.      Koma
Secara khas berlangsung hanya beberapa minggu atau hari, setelah masa ini penderita akan terbangun. Sedangkan pada kasus lain memasuki vegetative state atau mati. Penderita pada masa ini sering membuka matanya dan menggerakannya. Menjerit atau menunjukan respon reflek.
2.      Seuzure.
3.      Kerusakan saraf.
4.      Hilangnya kemampuan kognitif.
5.      Penyakit Alzheimer dan parkinzon.

G.    PemeriksaanDiagnostik.
1. CT Scan (Computer Tomography Scan) = Untuk mengidentifikasi adanya hemoragic, ukuran ventrikuler, infark pada jaringan mati.
2.  Foto tengkorak atau cranium = Untuk mengetahui adanya fraktur pada tengkorak.
3. MRI (MagneticResonan Imaging) = Untuk pengindraan yang mempergunakan gelombang elektromagnetik.
4.  Laboratorium.
Kimia darah : Mengetahui ketidakseimbangan elektrolit.
5.  Pemeriksaan Visual = Ketajaman, lapang pandang, membantu menentukan diagnose banding.
6. Pungsi Lumbal :Untuk mengevaluasi atau mencatat  peningkatan tekanan CSS, adanya sel – sela abnormal, adanya darah atau infeksi.

H.    PenatalaksanaanMedik
Penatalaksanaan awal penderita cedera kepala bertujuan untuk memantau sedini mungkin. Untuk penatalaksanaan penderita cedera kepala, Advanced cedera Life Support telah menempatkan standar yang sesuai dengan tingkat keparahan cedera. Penatalaksanaan penderita cedera kepala meliputi Survei primer yang di prioritaskan adalah : A (airway), B (Breathing), C (Circulation), D (Disability), dan E (Exposure/ environmental Control) kemudian dilanjutkan dengan resusitasi. Pada penderita cedera kepala berat Survei primer sangatlah penting untuk mencegah cedera otak sekunder dan menjaga homeostasis otak. Secara umum penatalaksanaan therapeutic pasien cedera kepala berat adalah dengan :
1.      Observasi 24 jam.
2.      Jika pasien masih muntah sementara di puasakan terlebih dahulu.
3.      Berikan terapi intervena bila ada indikasi.
4.      Tirah baring.
5.      Pemberian obat – obatan analgetik.
6.      Pembedahan bila ada indikasi.

I.       Pengkajian Keperawatan.
1.      Aktivitasatauistirahat.
Gejala : Merasa lemah, letih, lesu, hilang keseimbangan, perubahan kesadaran, keterbatasan keadaan.
2.      Sirkulasi.
Gejala : Perubahan tekanan darah atau normal perubahan frekuensi jantung, riwayat hipertensi.
Tanda :  Hipertensi, pucat, wajah tampak kemerahan.
3.      Neurosensori.
Gejala : Pening, disorientasi, kehilangan kesadaran, riwayat kejang, trauma infeksi Intracranial, perubahan penglihatan.
Tanda : Preubahan dalam pola bicara dan proses pikir, kehilangan sensasi sebagian tubuh, penurunan reflek tendon.
4.      Nyeri/ Kenyamanan.
Gejala : Sakitkepaladenganintensitasdanlokasi yang berbeda.
Tanda : Wajah menyeringai, respon menarik pada rangsangan, nyeri yang hebat, gelisah, pucat, otot – otot daerah leher menegang.
5.      Keamanan.
Gejala : Riwayat alergi, trauma baru akibat kecelakaan.
Tanda : Demam (sakit kepala meningeal), gangguan cara berjalan, gangguan penglihatan dan gangguan kognitif.

J.      DiagnosaKeperawatan.
1. Resiko tidak efektifnya bersihan jalan nafas dan tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan gagal nafas, adanya sekresi dan meningkatnya tekanan intra  cranial.
2. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan edema serebral dan peningkatan tekanan intracranial.
3.  Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan tirah baring dan menurunnya kesadaran.
4.  Resiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah.
5. Nyeri berhubungan dengan trauma kepala.
6.  Resiko infeksi berhubungan dengan kondisi penyakit akibat cedera kepala.
7. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan imobilisasi.

No comments:

Post a Comment

LAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR FEMUR

LANDASAN TEORI A.     MEDIS 1.       Pengertian Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan lu...