STROKE
CEREBRO VASKULAR ACCIDENT
I. PENGERTIAN
Stroke adalah gangguan
fungsi otak secara fokal atau global, yang dapat menimbulkan kematian atau
kelainan yan menetap lebih dari 24 jam, tanpa penyebab lain kecuali gangguan
vaskuler..
( WHO, 1983 )
-
Stroke atau cedera serebrovaskuler
adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplay darah
kebagian otak.
( Brunner and Sudarth, 2002 )
-
Stroke adalah gangguan sirkulasi
serebral yang merupakan suatu gangguan neurologi fokal yang dapat timbul
sekunder dari suatu proses patologik pada pembuluh darah serebral, misal:
trombosis, emboli, ruptur dinding pembuluh darah, atau penyakit vaskuler darah
/ dasar. Misalnya: aterosklerosis, trauma aneurisma, dan kelainan perkembangan.
( Price and Wilson, 1995 )
-
Stroke adalah sindrom klinis yang
timbulnya mendadak,progresif cepat, berupa devisit neurologis, fokal dan/atau
global, yang berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung menimbulkan kematian
dan semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran otak non traumatik.
( Kapita Selekta, 2000 )
-
Stroke dibagi menjadi
·
Ischemic stroke atau stroke non
Hemorraghic
Stroke tanpa perdarahan, terjadi sumbatan pada pembuluh
darah otak. Biasanya terjadi saat istirahat. Akibat sumbatan yang akhirnya
bagian otak bertemu mengalami iskemik, auran oksigen tidak adekuat.
·
Stroke Hemorragic
Sroke dengan perdarahan; pecahnya pembuluh darah otak.
-
Perbedaan Stroke Hemorraghic
dengan Non-Hemorraghic
Item
|
Stroke Hemorraghic
|
Stroke Non-Hemorraghic
|
Awitan
|
Hiperakut, aktif
|
Sub aktif, tidak aktif
|
Kesadaran
|
Koma
|
baik
|
Tensi darah
|
Hipertensi, diastole > 100 mmHg
|
normotensi
|
Muntah
|
Ada
|
Tidak ada
|
Kaku kuduk
|
Ada
|
Tidak ada
|
Ukuor
|
Berdarah
|
normal
|
CT- Scan
|
Bercak hiperdance
|
Bercak hipodence
|
Fraekuensi
|
Pertama kali
|
Sudah beberapa kali
|
II. ANATOMI FISIOLOGI
Sistem
persyarafan terdiri atas otak, medulla spinalis dan syaraf perifer.
Otak dibagi menjadi 3 yaitu: serebrum (otak besar), batang
otak dan cerebellum (otak kecil).
Otak dilindungi tulang tengkorak dan selaput (meningen).
Terdiri dari beberapa lapisan:
·
Durameter
Membran luar yang liat,
semitransslusen dan tidak elastis
Fungsinya: - melindungi otak
- menutup sinus dan vena
- membentuk periosteum tabula
interna
·
Arachnoid
Membran
halus, fibrosa dan elastis. Diantara diameter dan arachnoid terdapat ruangan
yaitu subdural, merupakan ruangan potensial.
·
Piameter
Membran
halus yang sangat kaya dengan pembuluh darah halus, diantara arachnoid dan piameter
terdapat ruangan yaitu subarachnoid. Piameter merupakan satu-satunya lapisan
meningeal yang masuk ke dalam semua sulkus. Pada beberapa tisura dan sulkus
disisi media hemisfer otak, piameter membentuk sawar.
Sawar ini merupakan struktur penyokong dari pleksus
koroideus pada setiap ventrikel.
Serebrum (otak besar)
Terdiri
dari 2 hemisfer dan 4 lobus
-
Hemisfer kanan dan hemisfer kiri
-
Lobus terdiri dari:
·
lobus frontal
lobus terbesar, pada tosa
anterior
fungsi : mengontrol perilaku individu,kepribadian, membuat
keputusan dan menahan diri
·
lobus temporal (samping)
fungsi menginterpretasikan
sensori mengecap, bau dan pendengaran
·
lobusparietal
fungsi menginterpretasikan
sensori
·
lobus oksipital (posterior)
fungsi menginterpretasikan penglihatan
Serebelum (otak kecil)
Terletak
di bagian posterior dan terpisah dari hemister serebral
Serebelum mempunyai fungsi merangsang dan menghambat dan
tanggung jawab yang luas terhadap koordinasi dan gerakan halus.
Batang Otak
Terdiri
dari bagian-bagian otak tengah, pons dan medula oblongata:
-
otak tengah
menghubungkan
pons dan serebelum dengan hemister serebrum
-
pons
terletak
di depan serebelum antara otak tengah dan medula
-
medula oblongata
fungsi meneruskan serabut-serabut motorik dari otak medula
spinalis ke otak
Sistem
Syaraf Perifer
-
sistem syaraf somatik
-
sistem syaraf otonom : * susunan
syaraf simpatis
* susunan syaraf parasimpatis
~ Sistem syaraf Somatik
Susunan syaraf yang mempunyai peranan
spesifik untuk mengetur aktivitas otot sadar /
serat lintang.
~ Sistem syaraf Otonom
Susunan syaraf yang mempunyai peranan
penting, mempengaruhi pekerjaan otot tak sadar (otot polos).
Seperti:
otot jantung, hati, pancreas, saluran pencernaan, kelenjar, dll.
Fungsi Sistem Persyarafan
1.
Menerima informasi (stimulus)
internal maupun eksternal, melalui syarat sensori.
2.
Mengkomunikasikan antara syarat
pusat sampai syarat tepi
3.
Mengolah informasi yang diterima
di medula spinalis dan atau di otak, yaitu menentukan respon.
4.
Mengatur jawaban (respon) secara
cepat melalui syaraf motorik (efferent motorik palway), ke organ-organ tubuh
sebagai kontrol / modifikasi tindakan.
Sirkulasi
darah pada Serebral
Otak menerima sekitar 20% dari curah jantung. Kurangnya
suplai darah ke otak dapat menyebabkan jaringan rusak ireversibel.
2 arteri yaitu arteri carotis interdan dan arteri vertebral
adalah arteri yang menyuplai darah ke otak. Pada dasar otak disekitar kelenjar
hipofisis, terdapat sebuah lingkaran arteri terbentuk diantara rangkaian arteri
karotis interna dan vertebral, disebut sirkulus wilisi yang dibentuk dari
cabang-cabang arteri carotis internal. Sedangkan vena-vena pada serebri
bersifat unik, karena tidak seperti vena-vena lain. Vena-vena serebri tidak
mempunyai katup untuk mencegah aliran darah balik.
( Brunner and Sudarth, 2002 )
III. ETIOLOGI
Penyebab CVA Non
Hemorraghic, diantaranya:
·
Emboli
a.
Emboli Kardionik
- fibrilasi atrium
atau aritmia lain
- trombus mural
ventrikel kiri
- penyakit katup
mitral atau aorta
- endokarditis
(infeksi atau non infeksi)
b.
Emboli Paradoksal (voramen ovale
paten)
c.
Emboli Arkus Aorta
·
Trombosis (penyakit tromboklusif)
Merupakan penyebab stroke yang paling sering, biasanya
terkait dengan aterosklerosis dan pelebaran sirkulasi.
(Kapita Selekta Kedokteran; 2000)
IV. PATOFISIOLOGI


![]() |


Perubahan perfusi jaringan otak
![]() |


![]() |
![]() |
||||||
![]() |
|||||||
![]() |
|||||||







![]() |
|||
![]() |






dari kebutuhan
![]() |
Kerusakan
mobilitas Kurang
mandiri
fisik
( Huddack and Gallo; 1996 )
V. TANDA DAN GEJALA
Stroke
menyebabkan berbagai defisit neurologik tergantung pada lokasi lesi ( dimana
pembuluh darah yang tersumbat), ukuran area yang perfusinya tidak adekuat dan
jumlah aliran darah kolateral isekunder atau aksesori).
1.
Kehilangan fungsi motorik
Paling umum adalah:
- Hemiplegi (paralisis pada salah
satu sisi) karena lesi pada sisi otak yang berlawanan.
- Hemiparesis atau kelemahan salah
satu sisi tubuh.
2.
Kehilangan komunikasi
- Disatria (kesulitan
dalam bicara) disebabkan oleh paralisis otot yang menghasilkan bicara untuk berkomunikasi.
- Distasia atau atasia (bicara
tidak efektif) atau (kehilangan bicara).
3.
Gangguan Persepsi
- disfungsi persepsi visual
- kehilangan sensori
- gangguan hubungan
visual – spasial (mendapatkan hubungan dua atau lebih obyek dalam area
spasial).
4.
Kerusakan fungsi kognitif dan efek
psikologik.
5.
Disfungsi kandung kemih
- kencing tidak terasa, mengalami
inkonentia urine.
6.
Kesadaran menurun
7.
Bradikardia
8.
Oedema pupil
9.
Kernig / Brudzinki +
( Brunner and Sudarth, 2000 )
VI. KOMPLIKASI
Komplikasi
stroke meliputi:
-
Hipoksia Cerebral
Fungsi otak bergantung pada ketersediaan oksigen yang
dikirim ke jaringan otak. Pemberian suplemen oksigen dan mempertahankan
haemoglobin serta hematokrit dapat membantu mempertahankan oksigenasi jaringan.
-
Meluasnya are cedera
Hipertensi
dan hipotensi ekstern perlu dihindari untuk mencegah perubahan aliran darah
serebral dan potensial meluasnya area cedera.
-
Embolisme Cerebral à menurunkan aliran darah cerebral
Dapat
terjadi setelah infark miokard atau fibrilasi atrium.
Embolisme
akan menurunkan aliran darah ke otak dan selanjutnya menurunkan aliran darah
serebral
Disritmia
mengakibatkan curah jantung tidak konsisten dan penghentian trombus lokal.
( Huddack and Gallo ; 1996 )
VII. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.
Angiografi Serebral
Membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik, seperti perdarahan
atau obstruksi arteri, adanya titik oklusi atau ruptur.
2.
CT – Scan
Memperlihatkan adanya edema, hematom, iskemia, dan adanya infark.
3.
Pungsi Lumbal
Menunjukkan adanya tekanan normal
dan biasanya ada trombosis, emboli serebral, dan TIA. Tekanan meningkat dan
cairan yang mengandung darah menunjukkan adanya hemoragik subarakhnoid atau
perdarahan intrakranial. Kadar protein total meningkat pada kasus trombosis
sehubungan dengan adanya proses inflamasi.
4.
MRI
Menunjukkan daerah yang mengalami infark,
hemoragik, malformasi, arteriovena (MAV)
5.
Ultrasonografi Doppler
Mengidentifikasi penyakit arteiovena (masalah sistem arteri karotis).
6.
Sinar – X Tengkorak
Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal daerah yang
berlawanan dari massa yang meluas. Kalsifikasi karotis interna terdapat pada
trombosis serebral; kalsifikasi parsial dinding aneurisma pada perdarahan
subarakhnoid.
( Marilynn. E. Doenges;
2000 )
VIII. PENATALAKSANAAN MEDIK
Penatalaksanaan
Stroke Iskemik
1.
Membatasi atau memulihkan iskemia
akut yang sedang berlangsung (3 – 6 jam pertama) menggunakan trombolisis dengan
Rt – PA (Recombinant tissue – plasminogen activator). Pengobatan ini hanya
boleh diberikan pada stroke iskemik dengan waktu onset < 3 jam dan hasil CT
– Scan normal. Obat ini sangat mahal dan hanya dapat dilakukan di RS yang
fasilitasnya lengkap.
2.
Mencegah perburukan neurologis
yang berhubungan dengan stroke yang masih berkembang (jendela terapi sampai 72
jam).
Progesifitas stroke terjadi pada 20 – 40 % pasien stroke
iskemik yang dirawat, dengan resiko terbesar dalam 24 jam pertama sejak onset
gejala. Perburukan klinis dapat disebabkan oleh salah satu mekanisme berikut:
·
Edema yang progresif dan
pembengkakan akibat infark
Pada infark terapi dengan manitol, hindari cairan
hipotonik, steroid tidak efektif.
·
Ekstensi teridori infark
Heparin dapat mencegah trombosis yang progresif dan
optimaslisasi status volume dan tekanan darah yang dapat meyerupai kegagalan
perfusi.
·
Konversi Hemoragis
Jarang menimbulkan gejala klinis dapat diketahui melalui
CT-Scan. Jangan memberikan koagulan pada pasien dengan risiko tinggi selama 48
– 72 jam pertama setelah onset stroke. Bila ada hipertensi berat obati dengan
antihipertensi.
3.
Mencegah stroke berulang (dalam 30
hari sejak onset gejala stroke).
Terapi dengan heparin dapat mengurangi risiko stroke
berulang dini pada pasien dengan kardioemboli.
( Kapita Selekta Kedokteran; 2000 )
Dengan infark serebral terdapat
kehilangan ireversibel intisental jaringan otak. Disekitar zona jaringan yang
mati ini mungkin ada jaringan yang masih dapat diselamatkan. Tindakan awal
adalah haru difokuskan untuk menyelamatkan sebanyak mungkin area iskemik. 3
unsur yang paling penting untuk area iskemik adalah:
-
oksigen
-
glukosa
-
aliran darah yang adekuat
Terapi Pengobatan:
-
Pemberian Anti Koagulansia
Seperti natrium wartarin (coumadin); heparin; antitrombosit
(ASA); dipiridamol (persantine).
Dapat digunakan untuk meningkatkan/memperbaiki aliran darah
serebral dan selanjutnya dapat mencegah pembekuan saat embolisis/trombus
merupakan faktor masalahnya. Merupakan kontra indikasi pada pasien dengan
hipertensi sebagai peningkatan dari risiko perdarahan.
-
Pemberian Antifibrotik
Seperti asam amino kaporid (Amicar).
Penggunaan hati-hati dalam perdarahan untuk mencegah lisis,
bekuan yang terbentuk dan perdarahan berulang yang serupa.
-
Pemberian Vasodilator Perifer
Seperti siklandelat (cyelospasmol); papaverin (pavabid /
vasospon); isoksupresin (vasodilan). Digunakan untuk memperbaiki sirkulasi
kolateral atau penurunan vasospasme.
-
Steroid, Deksametason (Decadrone)
Penggunaannya kontroversial dalam mengendalikan edema serebral.
-
Fenitoin (Dilantin), Fenobarbital
Dapat digunakan untuk mengontrol kejang dan / atau untuk
aktivitas sedativa.
( Brunner and Sudarth, 2000 )
IX.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
-
Aktivitas / Istirahat
Gejala :
Merasa kesulitan untuk melakukan aktivitas karena kelemahan,
kehilangan
sensasi atau paralisis
(hemiplegi)
Merasa
mudah letih, susah untuk istirahat (nyeri / kejang otot)
Tanda : Gangguan tonus otot (flaksid; apatis);
paralitik (hemiplegia), dan terjadi
kelemahan umum.
Gangguan
penglihatan.
Gangguan tingkat
kesadaran.
-
Sirkulasi
Gejala : Adanya penyakit jantung (MI,
Reumatik/penyakit jantung vaskuler, GJK,
endokarditis bekterial)
Polistemia, riwayat potensial postural
Tanda : Hipertensi arterial
Nadi : frekuensi dapat bervariasi
Disritmia perubahan EKG
Desiran pada karotis, femoralis, dan arteri
iliaka / aorta yang abnormal
-
Integritas Ego
Gejala : perasaan tidak berdaya, perasaan putus asa
Tanda : emosi yang labil dan ketidaksiapan untuk
marah, sedih dan gembira
kesulitan
untuk mengekspresikan diri
-
Eliminasi
Gejala : perubahan pola berkemih, inkontinensia
urine, anuria. Distensi abdomen, bising
usus negatif (ileus paralitik)
-
Makanan atau cairan
Gejala : nafsu makan hilang
Mual, muntah selama fase akut
(peningkatan TIK)
Kehilangan sensasi (rasa kecap
pada lidah, pipi dan tenggorokan)
-
Neurosensori
Gejala : sinkope / pusig (sebelum serangan CSV / selama TIA)
Sakit kepala akan sangat berat dengan adanya perdarahan
intraserebral atau subarakhnoid. Kelemahan / kesemutan / kebas (biasanya
terjadi selama serangan TIA, yang ditemukan dalam berbagai derajat dalam stroke
jenis yang lain); sisi yang tekena terlihat seperti mati/lumpuh. Penglihatan
ganda (diplopia) atau gangguan yang lain.
Sentuhan : hilangnya rangsang sensorik kontralateral (pada
sisi tubuh yang berlawanan) pada ekstrimitas dan kadang-kadang pada ipsilateral
(yang satu sisi) pada wajah.
Gangguan
rasa pengecapan dan penciuman.
Tanda : Status mental / tingkat
kesadaran. Biasanya terjadi koma pada tahap awal hemoragis. Ketidaksadaran
biasanya akan tetap sadar jika penyebabnya adalah trombosis yang bersifat
alami; gangguan tingkah laku (seperti letargi, apatis, menyerang); gangguan
fungsi kognitif (seperti penurunan memori, pemecahan masalah). Ekstremitas :
kelemahan/paralisis (kontralateral pada semua jenis stroke), genggaman tidak
sama, reflek tendon melemah secara kontra lateral.
Pada wajah terjadi paralisis atau parases (ipsilateral).
Afasia : gangguan atau kehilangan fungsi bahasa mungkin
afasia motorik (kesulitan untuk mengungkapkan kata), reseptif (atasia sensorik)
yaitu kesulitan untuk memahami kata-kata secara bermakna atau afasia global
yaitu gabungan dari kedua hal diatas.
Kehilangan kemampuan untuk mengenali masuknya rangsangan
visual, pendengaran, taktil (agnosia), seperti kesadaran terhadap citra tubuh,
kewaspadaan, kelalaian terhadap bagian tubuh yang terkena, gangguan persepsi.
Kehilangan kemampuan menggunakan motorik saat pasien ingin
menggerakkannya (apraksia), ukuran/reaksi pupil tidak sama, dilatasi atau
miosis pupil ipsilateral (perdarahan / herniasi). Kekakuan nukal (biasanya
karena perdarahan). Kejang (biasanya karena adanya pencetus, perdarahan).
-
Nyeri / Keamanan
Gejala : sakit kepala dengan intensitas yang
berbeda-beda (karena arteri karotis terkena).
Tanda : tingkah laku yang tidak stabil, gelisah,
ketegangan pada otot/fasia.
-
Pernapasan
Gejala : merokok (faktor resiko)
Tanda : ketidakmampuan menelan/batuk/hambatan jalan napas.
timbul pernapasan sulit dan/atau tidak
teratur.
Suara napas terdengar/ronki (aspirasi sekresi)
-
Keamanan
Tanda : motorik/sensorik : masalah
dengan penglihatan.
Perubahan persepsi seperti orientasi
tempat tubuh (stroke kanan). Kesulitan untuk melihat objek
dari sisi kiri (pada stroke kanan). Hilangnya kewaspadaan terhadap bagian tubuh
yang sakit, tidak mampu mengenali objek, warna, kata dan wajah yang pernah
dikenalnya dengan baik. Gangguan berespon terhadap panas dan dinding/gangguan
regulasi suhu tubuh. Kesulitan dalam menelan, tidak mampu untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi sendiri (mandiri). Gangguan dalam memutuskan, perhatian
sedikit terhadap keamanan, tidak sabar/kurang kesadaran diri (stroke kanan).
-
Interaksi Sosial
Tanda : masalah bicara, ketidakmampuan untuk berkomunikasi.
-
Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala : adanya riwayat
hipertensi pada keluarga, stroke (faktor resiko).
Pemakaian
kontrasepsi oral, kecanduan alkohol (faktor resiko).
Pertimbangan
DRG menunjukkan rerata lama dirawat = 7,3 hari.
Rencana pemulangan: Mungkin memerlukan obat/penanganan
terapeutik.
Bantuan dala hal transportsi, berbelanja, penyiapan
makanan, perawatan diri dan tugas-tugas.
Rumah/mempertahankan
kewajiban. Perubahan dalam susunan rumah secara fisik, tempat transisi sebelum
kembali kelingkungan rumah.
( Marilynn E. Doenges ; 2000)
X. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Perubahan perfusi jaringan
serebral berhubungan dengan interupsi aliran darah, gangguan oklusif,
haemoraghic, vasospasme cerebral, edema cerebral.
2.
Ketidakefektifan
bersihan jalan napas berhubungan dengan
sekresi yang berlebihan
3.
Kerusakan mobilitas fisik
berhubungan dengan kelemahan, parestesia, flaksid/paralisis hipotonik (awal),
paralisis spastis.
4.
Kerusakan komunikasi verbal
berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler, kehilangan tonus/kontrol otot
fasial/oral; kelemahan/kelelahan umum.
5.
Kurang perawatan diri berhubungan
dengan neuromuskuler, peurunan kekuatan dn ketahanan, kehilangan
kontrol/koordinasi otot, kerusakan perseptual/kogniatif, nyeri/ketidaknyamanan,
depresi.
( Marilynn E. Doenges ; 2000)
DAFTAR
PUSTAKA
Brunner dan Sudarth ; 2002 ; Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah Vol-2 ; EGC, Jakarta.
Doenges,
M.E ; dkk ; 2000 ; Rencana Asuhan Keperawatan ; EGC, Jakarta.
Hudak
and Gallo; 1996; Keperawatan Kritis Edisi VI; EGC, Jakarta.
Mansjoer. Arif; dkk.; 2000; Kapita
Selekta Kedokteran; Media Aesculapius, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Price
and Wilson; 1995; Patofisiologi Edisi 4; EGC, Jakarta.
IV. PATOFISIOLOGI
Imbalance Hormon Proses
Penuaan

lebih sedikit dibanding
Estrogen)




Benigna Prostat Hiperplasia

No comments:
Post a Comment