Wikipedia

Search results

Translate

27 January 2016

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Demam Berdarah



 ASUHAN KEPERAWATAN PADA DHF


A.     Pengertian
Dengue Hemorhagic Fever (DHF) adalah  suatu penyakit yang ditandai dengan adanya tanda – tanda dan gejala demam serta perdarahan (Depkes RI, 2000).
Dengue Hemorhagic Fever adalah merupakan manifestasi klinis yang berat dari penyakit arbovis. Arbrovis adalah singkatan dari arthropod-borne viruses, artinya virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk, sengkerit atau lalat (Soedarmo, 2005.hal. 4).
Dengue Hemorhagic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes Aegyepti (betina)   (Effendy, Christiantie: 1995)

B.     Anatomi Fisiologi (Syaiffudin, 1997: Hal. 4)
1.      Sel-sel darah ada 3 macam yaitu:
a.       Eritrosit (sel darah merah)
Eritrosit merupakan sel darah yang telah berdeferensi jauh dan mempunyai fungsi khusus untuk transport oksigen.
b.      Leukosit (sel darah putih)
Sel darah putih yang mengandung inti, normalnya 5.000 – 9.000 sel/mm³.
c.       Trombosit (sel pembeku darah)
Keping darah berwujud cakram protoplasmanya kecil yang dalam peredaran darah tidak berwarna, jumlahnya dapat bevariasi antara 200.000 – 300.000/mm³ darah.

2.      Struktur Sel
a.       Membran sel (selaput sel)
Membran struktur elastic yang sangat tipis, tebalnya hanya 7,5-10nm. Hampir seluruhnya terdiri dari keeping-keping halus gabungan protein lemak yang merupakan lewatnya berbagai zat yang keluar masuk sel. Membran ini bertugas untuk mengatur hidup sel dan menerima segala untuk rangsangan yang datang



b.      Plasma
Bahan-bahan yang dapat dalam plasma: anorganik (garam mineral, air, oksigen, karbohidrat, amoniak), bahan organis (karbohidrat, lemak, protein, hormon, vitamin dan asam nukleat).

C.    Etiologi
Sebagai penyebab dari penyakit DHf adalah virus Dengue sejenis arbovirus (Suridadi dan Yuliani, 2001). Virus Dengue adalah anggota genus flavivirus dan anggota famili flaviviridae. Virus berukuran kecil ( 50 mm) ini memiliki single standard RNA (Ribonucleic Acid) yaitu asam nukleat yang ditemukan dalam nucleus, sitoplasma dan ribosom. Virus Dengue membentuk suatu kompleks yang nyata di dalam genus flavivirus berdasarkan karakteristik antigenik dan biologinya (Depkes RI, 2000).

D.    Patofisiologi
Infeksi virus dengue

Kompleks antigen-antibodi disemua komplemen


 
Histamin meningkat

Melepas cairan intra dan ekstra seluler (peptida)

Meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah

Perembesan plasma

Hipovolumi

(http//www.google.DBD:2007.com)


E.     Tanda dan Gejala
Menurut Soegeng Soegiyanto, 2004, hal. 27:
1.      Gejala Klinik
a.       Demam tinggi mendadak berlangsung 2 – 7 hari
b.      Manifestasi perdarahan
c.       Uji tourniquet positif
d.      Perdarahan spontan berbentuk berbentuk ptekie, purpura ekimosis, epitaksis, perdarahan gusi, hematomesis dan melena.
e.       Hepatomegali
f.       Renjatan, nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun (<20 mmHg) atau nadi tak teraba, kulit dingin dan gelisah.
2.      Laboratorium
a.       Trombositopeni
b.      Hemokonsentrasi
Ht tinggi dengan kenaikan sampai 20%
Normal pria : 40-54%
Normal wanita : 35-47%
3.      Pembagian derajat DBD menurut WHO, 1999:
a.       Derajat I :Demam dan uji tourniquet positif
b.      Derajat II :Demam dan perdarahan spontan, pada umumnya dikulit atau perdarahan lainnya.
c.       Derajat III :Demam, perdarahan spontan, disertai atau tidak disertai hepatomegali dan ditemukan gejala – gejala kegagalan sirkulasi meliputi nadi yang cepat dan lemah, tekanan darah menurun (<20 mmHg) atau hipotensi disertai ekstremitas dingin dan anak gelisah.
d.      Derajat IV : Demam , perdarahan spontan, disertai atau tidak disertai hepatomegali dan ditemukan gejala renjatan hebat (nadi tak teraba dan tekanan darah tak terukur).



F.     Komplikasi
Menurut WHO, 1999, komplikasi dari DHF adalah:
  1. Ensefalopati dengue dapat terjadi pada demam berdarah dengue dengan shok maupun tanpa shok
  2. Kejang
Bentuk kejang halus terjadi selama fase demam pada bayi. Kejang ini mungkin hanya kejang demam sederhana, karena cairan serebrospinal ditemukan normal.
  1. Edema paru dapat terjadi karena hidrasi yang berlebihan selama proses penggantian cairan.
  2. Pneumonia mungkin terjadi karena adanya komplikasi iatrogenik serta tirah baring yang lama.
  3. Sepsis Gram negative dapat terjadi karenapenggunaan jalur intravena terkontaminasi.

G.    Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Soegijanto (2002), pemeriksaan diagnostic pada pasien DHF meliputi:
1.      Laboratorium
a.       Darah lengkap
b.      Hemokonsentrasi (hematokrit meningkat 20% atau lebih)
c.       Trombositopeni (Jumlah trombosit kurang dari 100.000 mm³)
d.      Perpanjangan masa perdarahan dan berkurangnya tingkat protobin
e.       Asidosis
f.       Hiponatremia
g.      Hipokalemia

2.      Uji tourniquet positif
Menurut WHO dan Depkes RI (2000), uji tourniquet dilakukan dengan cara memompakan manset sampai ketitik antara tekanan sistolik dan diastolik selama lima menit. Hasil dipastikan positif bila terdapat 10 atau lebih ptekie per 2,5 cm². Pada DHF biasanya uji tourniquet memberikan hasil positif kuat dengan dijumpai 20 ptekie atau lebih. Uji tourniquet bias saja negatif atau hanya positif ringan selama masa shok, dan menunjukkan hasil positif bila dilakukan setelah masa pemulihan fase shok.
3.      Radiologi foto thorak: 50% ditemukan efusi fleura, efusi pleura dapat terjadi karena adanya rembesen plasma.

H.    Penatalaksanaan Medik
Menurut Depkes RI, 2000, hal 26, penatalaksanaan medik dari DBD adalah sebagai berikut :
1.      Kasus DBD ringan sampai sedang (derajat I dan II), pemberian terapi cairan intravena bagi pasien dilakukan selama jangka waktu 2 – 24 jam.
2.      Pasien yang menunjukkan kenaikan kadar hematokrit, jumlah trombosit kurang dari 50.000 ribu/mmk atau menunjukkan perdarahan spontan selain dari peteki harus dirawat.
3.      Tatalaksana fase demam DBD adalah memberikan obat antipiretik terapi jangan diberikan salisilat pemerian dosis parasetamol yang direkomendasikan antara lain           : anak dibawah umur satu tahun 60 mg/dosis ; 1-2 tahun : 60-120 mg/dosis ; 3-6 tahun : 120 mg/dosis ; 7-12 tahun : 240 mg/dosis.
4.      Demam tinggi, anoreksia dan muntah akan menyebabkan rasa haus dan dehidrasi, oleh karena itu harus terus menerus diberikan minum sampai pada batas kemampuannya. Cairan rehidrasi oral yaitu cairan yang biasa diberikan untuk mengobati diare dan atau jus buah lebih dianjurkan dari pada air putih.
5.      Pemeriksaan hematokrit berkala akan mencerminkan tingkat kebocoran plasma dan kebutuhan pemberian cairan intravena. Kadar hematokrit harus pula diamati setiap hari terhitung mulai hari ketiga sampai suhu tubuh menjadi normal kembali selama satu dua hari.
6.      Penggantian cairan plasma pada pasien dengan Dengue Syok Sindrom.
7.      Koreksi gangguan elektrolit dan metabolik harus dilakukan secara berkala. Tindakan awal pemberian cairan pengganti dan tindakan awal koreksi asidosis dengan natrium bikarbonat akan memberikan hasil yang memuaskan.
8.      Pemberian obat sedative kadang diperlukan untuk menenangkan pasien yang gelisah.
9.      Terapi oksigen harus diberikan pada pasien yang mengalami syok.
10.  Tranfusi darah dianjurkan untuk diberikan pada kasus yang menunjukkan tanda perdarahan.

I.       Pencegahan Demam Berdarah Dengue
Menurut Depkes RI, 2000, pencegahan DHF antara lain sebagai berikut :
  1. Pengelolaan Lingkungan
Penegelolaan lingkungan meliputi berbagai perubahan yang menyangkut upaya pencegahan atau mengurangi perkembengan vector dengan cara :
  1. Mengeringkan instalasi penampungan air karena genangan air / kebocoran di ruang berdinding batu, pipa penyaluran, kotak keran, dll akan menampung air dan menjadi tempat perindukan larva Aedes Aegypti bila tidak dirawat.
  2. Menutup tempat penampungan air di lingkungan rumah tangga antara lain : jamban/vas bunga, perangkap semut, tempat minum burung, bak mandi, genthong, bak wc.
  3. Menguras tempat/bak penampungan air minimal seminggu sekali.
  4. Sampah padat seperti kaleng, botol, ember, dan sejenisnya yang tersebar disekitar rumah harus dikubur di dalam tanah. Ban mobil bekas juga harus selalu ditutup untuk mencegah tertampungnya air hujan. Lubang pada pagar yang terbuat dari bambu berlubang harus dipotong pada ruasnya dan pagar beton harus dipenuhi pasir untuk mengurangi perindukan aedes Aegypti.
  5. Perlindungan diri
a.       Pakaian pelindung / baju yang dicelupkan kedalam cairan permetrhirn efektif melindungi gigitan nyamuk.
b.      Obat nyamuk semprot atau baker
c.       Obat oles anti nyamuk (repellent).
d.      Tirai atau kelambu nyamuk.




J.      Keperawatan
1.      Pengkajian
Pengkajian keperawatan adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang kesehatan pasien agar dapat mengidentifikasi mengenai masalah-masalah kebutuhan kesehatan dan keperawatan pasien baik mental, sosial dan lingkungan ( Effendy, 1995, hal 18) Pengkajian keperawatan didapat melalui cara observasi, wawancara, pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi.
( Effendy, Christine : 1995)

Menurut Effendy, 1999, hal 11, pengkajian keperawatan pada DHF meliputi:
a.       Aktifitas / istirahat
Gejala :Kelemahan ,pegal – pegal pada seluruh tubuh
Tanda :Takikardia dan lemah
b.      Sirkulasi
Tanda : Takikardia dan lemah, sianosis perifer, ekstremitas dingin, hipotensi, hiperemi pada tenggorokan, pteqia, uji tourniquet positif, epistaksis, ekimosis, hematoma.
c.       Eliminasi
Gejala : konstipasi
Tanda : melena
d.      Makanan / cairan
Gejala : anoreksia, mual, haus, sakit saat menelan
Tanda : mukosa mulut kering, lidah kotor ( kadang-kadang), perdarahan gusi, hematemesis.
e.       Nyeri / ketidaknyamanan
Gejala : nyeri ulu hati, nyeri pada otot dan sendi, sakit kepala.
Tanda : nyeri tekan pada epigastrik.
f.       Keamanan
Gejala : panas ( demam)
Tanda : suhu tubuh tinggi, wajah kemerahan ( flushing), menggigil.

2.      Diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah proses individu pada masalah kesehatan yang actual dan potensial / risiko, yang ditemukan pada saat pengkajian ( Effendy, 1995). Menurut America Nurse Association, diagnosa keperawatan meliputi diagnosa actual, risiko, potensial, kemungkinan dan diagnosa sehat atau wellness.
Menurut Effendy, 1999, hal 27 antara lain :
a.       Peningkatan suhu tubuh (hipertermi  berhubungan dengan proses penyakit
b.      Nyeri berhubungan dengan proses patologi penyakit
c.       Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan    dengan mual, muntah, anoreksia.
d.      Perubahan aktivitas sehari-hari berhubungan dengan kondisi tubuh yang lemah
e.       Potensial terjadi perdarahan intraabdominal sehubungan dengan trombositopenia.
f.       Potensial terjadi shock hipovolemik sehubungan dengan kurangnya volume cairan.
g.      Kurang pengetahuan tentang proses penyakit, diet dan perawatan pasien DHF sehubungan dengan kurangnya informasi.
h.      Kecemasan ringan sedang sehubungan dengan kondisi pasien yang memburuk dan perdarahan yang dialami pasien.
i.        Gangguan proses keluarga sehubungan dengan anggota keluarga dirawat di rumah sakit.
j.        Potensial infeksi sehubungan dengan tindakan invasif (pemasangan infus / NGT)..
k.      Potensial terjadi reaksi transfusi sehubungan dengan pemberian transfusi terhadap pasien.
l.        Kurangnya volume cairan tubuh sehubungan dengan peningkatan permeabilitas dinding plasma.
m.    Potensial terjadi kelebihan cairan berhubungan dengan perdarahan akibat trombositopeni
n.      Gangguan integritas jaringan berhubungan dengan perdarahan akibat trombositopenia.
o.      Gangguan mobilisasi berhubungan dengan nyeri.
p.      Potensial terjadi plebitis berhubungan dengan pemasangan infuse
q.      Gangguan pola tidur sehubungan dengan sakit kepala dan pegal-pegal seluruh tubuh

No comments:

Post a Comment

LAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR FEMUR

LANDASAN TEORI A.     MEDIS 1.       Pengertian Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan lu...