Wikipedia

Search results

Translate

30 January 2016

Laporan Pendahuluan GEA



GEA

A.   MEDIS
I.             PENGERTIAN
Gastroenteritis adalah istilah umum untuk berbagai macam keadaan yang biasanya disebabkan oleh infeksi dan menimbulkan gejala-gejala berupa hilangnya nafsu makan, mual, muntah, diare ringan sampai berat dan rasa tidak enak di perut.

                                                                                                               (Elizabeth, J.2000)

Gastroentritis ( GE ) adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah.
(Sowden,et all.1996).

Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam,virus dan parasit yang pathogen.
(Whaley & Wong’s,1995).

Gastroenteritis adalah kondisi dengan karakteristik adanya muntah dan diare yang disebabkan oleh infeksi,alergi atau keracunan zat makanan.
( Marlenan Mayers,1995 ).

II.          ANATOMI FISIOLOGI
Lambung terdiri dari bagian atas tundus uteri berhubungan dengan esophagus melalui ofisium pilarik, terletak dibawah diafragma di depan pancreas dan limfa, menempel disebelah kiri tundus uteri.
Bagian – Bagian Lambung:
a.       Cardia
b.      fundus
c.       Serosa
d.      Corpus
e.       Phylorus

Fungsi:
-          mensekresi cairan usus
-          menerima cairan empedu dan pancreas
-          mencerna makanan
-          mengabsorsbsi cairan, garam, vitamin
Reace evelin (2002) Anatomi Fisiologi



III.       PENYEBAB
Gastroenteritis dapat terjadi / disebabkan oleh adanya virus dan kuman pathogen (salmonela, chigella, colera, & E.Coli) kuman dan pathogen (stapilococus, streptococcus, pseudomonas, proteus, kallariela)
Bakteri gastroenteritis yang lain
1.      Higiene dan sanitasi yang tidak baik
2.      Perilaku masyarakat
3.      Lingkungan hidup, curah dan iklim yang tidak menguntungkan
4.      Pendidikan dan sosial ekonomi yang rendah
5.      Kasus infeksi yang tinggi
Arief menejoer dkk (1999)

Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau  Cytotoksin dimana  merusak sel-sel, atau  melekat pada d inding  usus
Pada Gastroenteritis akut.

IV.       PATOFISIOLOGI
1.      Bakteri dari usus patogen

             Toksik
 

Iritasi dan inflamasi lambung


 
Kerusakan malabsorbsi usus

              Diare
(disertai sel darah merah dan putih)


2.      Kuman (patogen + non patogen )
 

      Usus halus

 Inflamasi lambung

Intestinum teni inflamasi

Hiperperistaltik usus dan
Hipersekresi cairan – lumen usus

Gangguan absorbsi                  Gangguan volume darah
-    intake menurun                       - dehidrasi
-    diare                                        - suhu meningkat

V.          TANDA dan GEJALA
a.Diare.
b.Muntah.
c.Demam.
d.Nyeri Abdomen
e.Membran mukosa mulut dan bibir kering
f.Fontanel Cekung
g.Kehilangan berat badan
h.Tidak nafsu makan
i.Lemah

VI.       KOMPLIKASI
a.Dehidrasi
b.Renjatan hipovolemik
c.Kejang
d.Bakterimia
e.Mal nutrisi
f.Hipoglikemia
g.Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.

Dari komplikasi Gastroentritis,tingkat dehidrasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a.Dehidrasi ringan
Kehilangan cairan 2 – 5 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit kurang elastis, suara serak, penderita belum jatuh pada keadaan syok.
b.Dehidrasi Sedang
Kehilangan cairan 5 – 8 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit jelek, suara serak, penderita jatuh pre syok nadi cepat dan dalam.
c.Dehidrasi Berat
Kehilangan cairan 8 - 10 % dari bedrat badan dengan gambaran klinik seperti tanda-tanda dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis sampai koma, otot-otot kaku sampai sianosis.

VII.    PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.      Pemeriksaan Feses : Darah samar mungkin positif (erosi mukosa); steatorea dan garam empedu dapat ditemukan.
2.      Pemeriksaan Sigmoideskopi : dapat menunjukkan edema hiperemik mukosa kolon, celah transversal, atau ulkus longitudinal.
3.      Darah lengkap: Anemia (hipokromik, kadang-kadang makrositik) dapat terjadi karena malnutrisi atau malabsorbsi atau tekanan fungsi tulang (proses inflamasi kronis); peningkatan sel darah putih (SDP)
4.      ESR : Peningkatan menunjukkan inflamasi
5.      Albumin/protein total : menurun
6.      Kolesterol : (meningkat dapat mengalami batu empedu)
7.      Pemeriksaan Pembekuan : gangguan dapat terjadi sehubungan dengan absorpsi vitamin B12 buruk
8.      Elektrolit : penurunan kalium, kalsium, dan magnesium dengan peningkatan natrium
9.      Urine : Hiperoksalaria (dapat menyebabkan batu ginjal)
10.  Kultur Urine : bila ada organisme Escherichia colli, diduga pembentukan fistula pada kandung kemih

VIII. PENATALAKSANAAN MEDIK
Terapi diare
1.      Pemberian cairan oral/parenteral
a.       Cairan dehidrasi oral
Cairan peroral diberikan untuk dehidrasi ringan, sedang, dan tanpa dehidrasi.
Ringan : BB turun 2,5 – 5 % dari semula, turgor kulit tidak elastis, membran mukosa kering, kulit pucat, TD normal.
Sedang : BB turun 5 – 10 % ; turgor jelek, membrane mukosa sangat kering, kulit keabuan, takikardi, pada bayi ubun-ubun besar cekung.
Berat BB turun > 15 % cyanosis, anemia, kelo[pak mata cekung, TD turun, turgor jelek, pada batai ubun-ubun besar sangat cekung.
Pemberian formula lengkap (oralit) mengandung NaCl, larutan gula pasir, larutan air garam, larutan tepung beras, garam.
b.      Cairan parental
Untuk dehidrasi berat : missal cairan RL
2.      Pemberian makanan
a.       Untuk anak kurang dari 1 th, BB < 7 kg
Jenis makanan : ASI, susu rendah laktosa, asam lemak tak jenuh, makanan setengah padat.

b.      Untuk anak 1 th >, BB > 7 kg
Jenis makanan padat/susu sesuai dengan kebiasaan makan dirumah.

3.      Prinsip pengobatan/pemberian obat
Menggantikan cairan yang hilang
a.       Obat anti sekresi (loperamit, cliferosilat)
b.      Obat anti spasmolitik (papaverin, maboverin)
c.       Obat pengeras tinja (Diferosilat, loperamit)
d.      Antibiotic bila perlu (ampicilin, eritromicin)

  1. KEPERAWATAN
I.       PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1.      Aktivitas / Istirahat
   Gejala : kelemahan, keletihan, insomnia, gelisah

2.      Sirkulasi
  Tanda : Takikardi (respon terhadap inflamasi, demam, nyeri)
               TD : menurun (hipotensi)

3.      Integritas Ego
   Gejala : Ansietas, emosi kesal
   Tanda : menolak, perhatian menyempit

4.      Eliminasi
   Gejala : diare / cair, bau

5.      Makanan Cairan
    Gejala : Anoreksia, mual/muntah, penuruan BB
    Tanda : membrane mukosa pucat, kelemahan, turgor kulit buruk

6.      Higiene
   Tanda : ketidakmampuan merawat diri

7.      Nyeri / Kenyamanan
   Tanda : nyueri tekan abdomen
    Gejala : nyeri tekan kuadran kanan

8.      Keamanan
   Gejala : peningkatan suhu, penglihatan kabur

II.    DIAGNOSA KEPERAWATAN
a.       Kekurangan volume cairan b/d kehilangan gaster yang berlebihan dan diare
b.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d penurunan masukan
c.       Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi,frekwensi BAB yang berlebihan.
d.      Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.
e.       Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit,prognosis dan pengobatan.
f.       Cemas berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua,prosedur yang menakutkan.

Laporan Pendahuluan Dispepsia



A.    Pengertian
Dyspepsia adalah suatu penyakit saluran cerna yang disertai dengan nyeri ulu hati (epegastrium ), mual,muntah,kembung-kembung, rasa penuh atau rasa cepat kenyang dan sendawa Dyspepsia setring ditemukan dalam kehidupan sehari- hari, keluhan ini sangat berpariasi, baik dalam jenis gejala yang ada maupun intensitas  Gejala tersebut dari waktu kewaktu.
B.     Etiolgi
Seringnya, dispepsia disebabkan oleh ulkus lambung atau penyakit acid reflux, jika anda memiliki penyakit acid reflux, asam lambung terdorong ke atas menuju esofagus (saluran muskulo membranosa yang membentang dari faring ke lambung) hal ini menyebabkan nyeri di dada. Beberapa obat – obatan seperti anti inflammatory, dapat menyebabkan dispepsia. Terkadang penyakit dispepsia belum dapat ditemukan.
Penyebab dispepsia secara rinci :
1.      menelan udara (esofagi)
2.      regurgitasi (alur balik refluks) asam dari lambung.
  1. iritasi lambung (gastritis)
  2. ulkus gastrikum atau ulkus duodenalis
  3. kanker lambung
  4. peradangan kandung empedu (kolesistitis)
  5. intoleransi laktosa (ketidakmampuan mencerna susu dan produknya)
  6. kelainan gerakan usus
  7. stres psikologis, kecemasan, atau depresi
  8. infeksi helicobacter pylory
C.      Patofisiologi
Dengan keretrtia ada tidaknya kelainan organik pada SCB, maka teori fatogenisisnya sangat berpariasi, Berbagai usaha telah dilakukan untuk menerangkan korelasi yang ada antara keluhan dengan sedikitnya temuan kelainan yang ada secara konvensional.


D.    Tanda dan gejala
Gejala utamanya adalah rasa sakit atau tidak nyaman di perut bagian atas. gejala-gejala lain yang menyertai gejala utama tersebut, seperti:
·         heartburn (rasa panas seperti terbakar di dada bagian bawah)
·         kembung
·         sendawa
·         cepat merasa kenyang
·         mual atau muntah
Dyspepsia disebabkan oleh beragam hal yang dapat ditelusuri berdasarkan kategorinya.
  1. Non-ulcer dyspepsia adalah dyspepsia yang tidak diketahui penyebabnya karena - bila diendoskopi - bagian kerongkongan, perut, atau duodenum terlihat normal, tidak menunjukkan borok sama sekali. Diperkirakan 6 dari 10 penderita dyspesia tergolong dalam kategori ini.
  2. Duodenal and stomach (gastric) ulcers yakni dyspesia yang disebabkan oleh borok di usus duabelas jari atau lambung. Jenis ini kerap dinamai peptic ulcer.
  3. Duodenitis and gastritis atau radang di usus duabelas jari dan/atau lambung. Radang tersebut bisa saja ringan atau parah, tergantung boroknya.
  4. Acid reflux, oesophagitis and GORD. Acid reflux terjadi ketika zat asam keluar dari lambung dan naik ke kerongkongan. Acid reflux bisa menyebabkan esofagitis (radang kerongkongan) atau gastro-oesophageal reflux disease (GORD - acid reflux, dengan atau tanpa esofagitis).
  5. Hiatus hernia atau lambung bagian atas menekan dada bagian bawah melalui bagian diafragma yang bermasalah. Biasanya hiatus hernia hanya menyebabkan GORD.
  6. Infeksi bakteri H. pylori.
Efek samping obat-obatan tertentu, misalnya obat-obatan anti peradangan atau obat-obatan lain (misalnya antibiotik dan steroid).
E.     Klasifikasi dyspepsia
Dyspepsia dibagi menjadi dua yaitu :
1. Dyspepsia Organik Terjadi apabila telah diketahuio adanya kelainan organik sebagai penyebab atau adanya kelainan sistemik yang jelas misalnya ( tukak peptik, gastritis,pankriatitis,kolesitis dan lain-lainnya )
2. Dyspepsia Non Organik ( Dyspepsia fungsional/non ulkos ) Terjadi apabila tidak ada kejelasan penyebabnya atau tanpa didapat kelainan struktur/organic
F.      Manifestasi klinis
Klasifikasi klinis praktis didasarkan atas keluhan/ gejala yang dominan, dibagi dalam tiga ( 3 ) katagore :
1.Dyspepsia dengan keluhan seperti ulkos ( Ulkus-Like Dyspepsia )
dengan gejala :  Nyei ulu hati ( epegastrium ) terlokalisasi ,Nyeri hilang setelah makan atau pemberian antacid, Nyeri saat lapar  , Nyeri episodic
2.Sdyspepsia dengan gejala seperti dismotilitas ( DYSMOLITY- LIKE DYSPEPSIA )         dengan gejala: Mual Kenyang Perut cepat tersa penuh saat makan, mual, muntah,  Upper abdominal
3.Dus-pepsia non specifik ( tidak ada gejala seperti dua jenis  diatas ) pembagiab akut dan krunisk berdasarkan atas jangka  watu 3 bulan
Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemesis dan melena dapat berakhir sebagai syok Hemoragik. Khusus untuk perdarahan SCBA, perlu dibedakan dengan tukak peptik. Gambaran klinis yang diperlihatkan hampir sama. Namun pada tukak peptik penyebab utamanya adalah infeksi helicobacter pylori, sebesar 100% pada tukak duodenum dan 60 – 90% pada tukak lambung. Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan endoskopi.
G.    Pemeriksaan Diagnostik
Dyspepsia didiagnosa terutama berdasarkan gejala-gejala khas dan penyampingan (eksklusi) dari penyakit-penyakit pencernaan yang bukan fungsional (termasuk penyakit-penyakit yang berkaitan dengan asam), penyakit-penyakit yang bukan pencernaan, dan penyakit-penyakit jiwa (psikiatris). Ada tes-tes untuk mengidentifikasi fungsi pencernaan yang abnormal secara langsung, namun mereka terbatas dalam kemampuan mereka untuk melakukannya.
·      Esophagram dan studi penelanan video-fluoroscopic untuk pemeriksaan kerongkongan (esophagus).
·      Rangkaian pencernaan bagian atas untuk pemeriksaan lambung dan duodenum.
·      Rangkaian usus kecil untuk pemeriksaan usus kecil.
·      Barium enema untuk pemeriksaan kolon dan terminal ileum.
·      Tes-tes Endoskopi termasuk:
·      Endoskopi pencernaan bagian atas (esophago-gastro-duodenoscopy atau EGD) untuk memeriksa kerongkongan (esophagus), lambung dan duodenum (usus dua belas jari).
·      Kolonoskopi untuk memeriksa kolon (usus besar) dan terminal ileum.
·      Endoskopi juga tersedia untuk memeriksa usus kecil, namun tipe endoskopi ini adalah kompleks, tidak tersedia aecara luas, dan nilai dari dyspepsia yang belum terbukti.
H.    Penatalaksanaan
Berdasarkan konvensus Nasional penanganan Helicobakter Pylori 1996. ditetapkan penatalaksanaan skema Dyspepsia yang dibeda bagi senta kesehatan dengan tenaga ahli ( gantrointerolog/ Internis ) yang disertai dengan fasilitas endoskope dengan penatalaksanaannya Dyspepsia di maasyarakat.
Modifikasi Pola Hidup klien perlu diberi penjelasan untuk dapat mengenali dan menghindari keadaan yang potensial mencetuskan serangan dyspepsia. Belum ada kesepakatan tentang bagaimana diet yang diberikan pada kasus dyspepsia. Penekanan lebih ditujukan untuk menghindari jenis makanan yang dirasakan sebagai faktor pencetus. Pola diet porsi kecil tetapi sering, makanan rendah lemak, hindari / kurangi makanan, minuman yang spesifik (kopi, alkohol, pedas, dll). Akan banyak mengurangi gejala terutama gejala setelah makan (Post prandial).
I.       Diagnosa
Menurut Inayah (2004) bahwa diagnosa Keperawatan Yang lazim timbul pada klien dendan dispepsia
a.      Nyeri epigastrium berhubungan dengan iritasi pada mukosa
b.      Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan rasa tidak enak setelah makan anoreksia
c.       Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan adanya mual dan muntah
d.      Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatannya 

LAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR FEMUR

LANDASAN TEORI A.     MEDIS 1.       Pengertian Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan lu...